Header Ads

Sorotan BK, Kebebasan Berdemokrasi


Foto, Its (Kebebasan Demokrasi/KM)
Walaupun telah merdeka tapi bangsa ini masih memiliki kebergantungan. Soal kebebasan berdemokrasi masih kebergantungan menyebabkan tidak mandiri dan berarti telah terjadi pengalihan kontrol dari bangsa ini kepada bangsa lain. Artinya penjajah telah datang lagi namun dalam model yang berbeda.

Masih saja penjajahan yang terulang. Pembungkaman demi pembungkaman menyebar luar di berbagai kalangan di bumi Papua dan di negera sendiri, bahkan ruang gerak dan hak untuk perpendapat pun semakin dibatasi oleh para elit-elit kepentingan negera ini. Namun, dimanakah hak demokrasi yang kian anda banggakan, karena secara realita kebebasan berdemokrasi sendiri anda bungkamkan?

Banyak cara yang dilakukan oleh penjajah dan pada intinya itu semua ibarat trik sulap. Permainan kata-kata atau istilah-istilah menjadi kemasan untuk penjajahan di zaman dahulu kala dan era modern ini. Akibatnya bangsa ini terlalu mudah untuk dipermainkan.
Revolusi itu bukan sebuah ide yang luar biasa, dan istimewa, serta bukan lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa. 

Kecakapan dan sifat luar biasa dari seseorang dalam membangun revolusi, melaksanakan atau memimpinnya menuju kemenangan, tak dapat diciptakan dengan otaknya sendiri. Sebuah revolusi disebabkan oleh pergaulan hidup, suatu akibat tertentu dari tindakan-tindakan masyarakat. Atau dalam kata-kata yang dinamis, dia adalah akibat tertentu dan tak terhindarkan yang timbul dari pertentangan kelas yang kian hari kian tajam. 

Ketajaman pertentangan yang menimbulkan pertempuran itu ditentukan oleh pelbagai macam faktor: ekonomi, sosial, politik, dan psikologis. Semakin besar kekayaan pada satu pihak semakin beratlah kesengsaraan dan perbudakan di lain pihak. Pendeknya semakin besar jurang antara kelas yang memerintah dengan kelas yang diperintah semakin besarlah hantu revolusi. Tujuan sebuah revolusi ialah menentukan kelas mana yang akan memegang kekuasaan negeri, politik dan ekonomi, dan revolusi itu dijalankan dengan "kekerasan".[1]

1. Aksi Massa Oleh Tan Malaka, ECONARCH Institute, Electronic Classics Seriesx

Gambar tema oleh Ollustrator. Diberdayakan oleh Blogger.
close
Banner iklan disini