Perayaan Hari Hut Ipmanapadode Surabaya Yang Ke-16 Tahun Dan Di Lanjutkan Dengan Pembubaran Panitia Natal Kota Study Dan Natal Se-Jawa Dan Bali
(Dok Panas; Foto saat HUT IPMANAPADODE SBY)
IPMANAPADODESBY.COM Perayaan HUT yang Ke-16 Tahun IPMANAPADODE
SURABAYA dirayakan secara inisiatif Bandan Penggurus Harian (BPH) lalu disepakati
dalam forum bersama anggotanya dan dirayakan secara simbolis, agar roda
organisasi selalu hidup dalam kerja-kerja bagan struktur yang ada untuk
menciptakan manusia siap kerja dilapangan.
HUT yang
ke-16 Tahun di buka oleh BPH IPMANAPADODE SURABAYA Stepanus Ukago dan
dilanjukan dengan doa yang dipimpin oleh saudara Tedy, lalu lanjut dengan
pengenalan sejarah singkat IPMANAPADODE SBY
yang di jelaskan oleh Ketua BPH Stepanus sekalian masuk dengan
pemotongan kue Ulang Tahun yang diwakili
senioritas, anggota dan katua-ketua
korwil dari 4 (empat) kebupaten antara lain Nebire, paniai, Dogiyai dan Deiyai untuk
merayakan bersama sebagai tanda kesatuan kita, lalu Selanjutnya masuk dengan
pembubaran Panitia Natal sekaligus memberikan mandat dari ketua Panitia Natal
Alfian Adii kepada Ketua BPH Stepanus Ukago sebagai tanda bukti bahwa Panitia Natal
Tahun 2019/2020 telah habis lalu masuk dengan doa penutup yang dibawa oleh
saudara Daniel Gobay.
Sejarah
Singkat
Mahasiswa
asal Papua sudah lama tersebar diberbagai penjuru Indonesia bahkan ke luar
negeri. Mereka pergi tinggalkan pulau Papua, orang tua, sanak-saudara dan
kampung halaman sejak puluhan tahun silam. Hanya karena bertekad untuk menuntut
/ mengenyam ilmu di tanah orang (tanah rantau). Baik di kota-kota besar di
Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi maupun di Pulau lain di seantero Indonesia
bahkan di luar negeri. Mereka (red, mahasiswa-mahasiswi) itu adalah orang-orang
yang punya semangat dan niat yang besar dan tinggi untuk mengejar impian /
cita-cita mereka yang telah mereka damba dan tanamkan didalam lubuk hati mereka
masing-masing walaupun mereka berasal dari keluarga yang keadaan ekonominya
sangat lemah atau kecukupan. Begitupun juga di kota paling timur Pulau Jawa
ini. Surabaya yang sering dikenal dengan Kota Pahlawan ini, mahasiswa Papua
sudah ada sejak tahun 1980-90an yang bermarkas di sebuah gubuk kecil yang
beralamat di Jln Kalasan No. 10 Surabaya (kini, Asrama Mahasiswa Papua, Kamasan
III Surabaya) yang sudah menjadi milik Pemerintah Propinsi Papua sejak tahun
1990-an, yang Gedung asramanya telah dibangun oleh Pemerintah Propinsi Papua,
sekitar tahun 2005-2006 lalu.
Mahasiswa Papua yang menuntut ilmu
di Surabaya berasal dari latar belakang yang berbedah. Baik dari daerah pantai
(Pesisir) maupun juga yang berasal dari daerah pegunungan Papua. Namun, di hati
mereka adalah ‘kami SATU, Papua. Walaupun sebelumnya ada dua ikatan baik itu
Papua Pesisir maupun Papua Gunung. Dengan kuata mahasiswa yang tidak lebih dari
20-an (tahun 1980-1990an). Kekompakan dan persatuan serta rasa persaudaraan
mereka pun sangat terlihat “kental.” Kekompakkan tersebut berjalan mulus tanpa
ada perbedaan antara Papua Pantai maupun Papua Gunung.
Seiring
berjalannya sang waktu, jumlah mahasiswa Papua di Surabaya pun semakin banyak.
Semoga harapan mahasiswa Papua dari Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiyai di
Surabaya bertambah terus dari tahun ke
tahun. Namun yang terpenting disini adalah tanamkan rasa persaudaraan,
persatuan dan kesatuan diantara mahasiswa IPMANAPADODE Surabaya itu sendiri dan
saudara-saudara kita dari Papua lain tanpa ada perbedaan dari gunung maupun
pantai dimanapun kita berpijak.
Kembali ke senior-senior kita
dahulu, mahasiswa Papua yang berasal dari Pegunungan Papua (Paniai dan
Jayawijaya, saat itu) pada masa berikutnya (sekitar tahun 1997) membentuk sebuah
Organisasi yang mengikat mereka dengan nama Ikatan Mahasiswa Pegunungan Papua
(IMPP) Surabaya, yang struktur kepengurusan organisasinya tidak dipilih namun
berjalan lancar karena RASA MEMILIKI akan ikatan itu sangat besar dan sudah
tertanam dalam hati mereka. Rasa ke-Papua-an mereka tidak terlepas / pisah juga
dari saudara-saudara Papua dari pesisir. Mereka selalu aktif dalam berbagai
kegiatan, baik di kampus masing-masing, maupun didalam ikatan itu sendiri
bahkan didalam kegiatan-kegiatan Papua umumnya bersama saudara-saudara
dari Papua lainnya, yang adalah SATU,
Papua itu sendiri.
Salah satu kebanggaan bagi kita dari senior-senior IMPP di masa lalu adalah dengan semangat, usaha, kerja keras dan motifasi yang tinggi, mereka telah sukses menyelenggarakan kegiatan Natal Seminar dan Tahun baru Keluarga Besar Mahasiswa Papua yang pertama kali di Surabaya yang pesertanya berasal dari Mahasiswa Papua yang ada di Se-Jawa dan Bali ini pada tahun 1997/1998. Kegiatan itu pun diselenggarakan atas inisiatif senior-senior IMPP dengan menghimpun mahasiswa Papua lain yang sedang study di Kota Pahlawan, Surabaya saat itu. Abang – abang senior kita saat itu diantaranya Frans Pigome [di PTFI Mc Moran Amerika], dr. Alloisius Giyai [Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua] dan beberapa senior Mee lain bersama rekan-rekan mereka dari Jayawijaya dan Papua lain. Selanjutnya, karena Pemekaran Kabupaten, IMPP itu sempat bubar dengan alasan pada strategi dan taktik dalam kemudahan pengurusan administrasi dan kebutuhan Ikatan ke pihak pemerintah daerah masing-masing dari kedua kabupaten, walaupun bantuan-bantuan dari Pemerintah Daerah [Pemda] tidak ada sama sekali saat itu. Dengan demikian, pada tahun 1998, mahasiswa asal suku Mee dan Wate kembali memberi nama baru ikatan dengan Nama “Ikatan Mahasiswa Paniai [IKMAPAN]” yang anggotanya terdiri dari mahasiswa asal Suku Mee, Wate yang berasal dari Nabire dan Suku lain yang orang tuanya berdomisili di Nabire karena Nabire saat itu masih termasuk dalam Kabupaten Paniai, cuma Ibukota Kabupaten Paniai yang di Nabire [Kabupaten DATI II Paniai, Ibukota Nabire]. Saat itu pun Badan Pengurus Ikatannya masih belum jelas, namun mereka jalankan kegiatan ikatan itu dalam kebersamaan dan kekompakkan yang begitu kuat, mereka jalankan kegiatan bersama pula tanpa perintah hanya karena Rasa Memiliki akan Ikatan itu lebih besar.
Reporter : Biro PubDekDok